Oleh : KH. Zainal
Abidin
Mbah Hasan
adalah putra ketiga dari mbah Abdul Fatah, nama asli beliau adalah Subalyo.
Mbah Hasan
diajak untuk naik haji oleh mbah Abdul fatah pada tahun 1921. Beliau hampir dua
tahun di Makkah dan beliau menyempatkan untuk belajar di Makkah kurang lebih
dua tahun. Sepulang beliau dari Makkah,beliau sempat membantu ayahnya (mbah
Fatah) dalam pembangunan Pondok Pesantren Al-Fatah.
Beliau
dinikahkan dengan janda anak saudagar mbah putri shomad keturunan keraton jogja
bernama Ny. Sama'i. Mbah hasan adalah seorang yang lincah, politikus, kyai, dan
ulama'. Dan beliau bergabung dalam AUI (Angkatan Ulama Islam) yang berlokasi di
somalayu,Kebumen. Waktu itu AUI sudah melakukan pemberontakan kepada Belanda.
Beliau menjadi prajurit di AUI selama satu tahun. Berbeda pada waktu itu
masyarakat Indonesia memberontak Belanda yang bersenjatakan bambu runcing,
sedangkan beliau menggunakan tasbih. Pada waktu itu, Belanda kesulitan mencari
desa Somalayu.
Sebenarnya mbah Fatah tidak setuju jika mbah
Hasan bergabung dalam AUI, tetapi mbah AUI,meletus gerakan kemerdekaan
indonesia,pada saat itu juga keluarga beliau di suruh untuk mengungsi semua.
Pada saat
belanda gencar gencarnya menggempur Indonesia, termasuk komplek PP Al-Fatah, di
bumi hanguskan oleh belanda.KH.Hamzah menjadi korban dalam kejadian tersebut
dan semua kelurga mbah hasan bertemu(berkumpul)di Jetis, Wonosobo.
Setelah
kemerdekaan RI keluarga mbah hasan pulang dan mendirikan pondok,masjid dengan
bambu. Salah satu santrinya ada yang dari sumatra, bahkan Malaysia. Waktu itu
santri mbah Hasan kurang lebih 20 santri. Tapi dari 20 santri tersebut mereka
berhasil menadi orang besar, Ulama'. Salah satunya KH.Muntaha, KH.HASAN (Gunung
Tawa), KH.Zainudin Tempel(Kreteg).
Mbah Hasan
adalah orang salaf, Beliau di tunjuk untuk mengurusi TORIQOH, dan di bantu oleh
istrinya. Ny.Samai' adalah orang pertama yang mendirikan madrasah di
Banjarnegara, yang pada waktu itu masih di beri SR(Sekolah Rakyat).
Orang NU
mengusulkan untuk mendirikan MWB(Madrasah Wajib Belajar). Kemudian Kementrian
Agama menbuka lowongan bekerja Guru di MWB.
Mbah Hasan dulunya bukan di pihak NU tetapi di
pihak SI. Juga kut mengurus MASYUMI. Suatu saat ketika mbah Fatah wafat
wafat, Beliau bingung, Pilih SI atau
MASYUMI. Setelah itu beliau brmimpi bertemu KH.Rifa'i, Setelah itu beliau
menemui KH.Rifa'i dan beliau di suruh masuk NU. Beliau juga ikut Toriqoh dan
Qiro'ah Sab'ah di tempat KH.Rifa'i selama 40 hari.
Mbah Hasan pada waktu itu juga ikut serta
dalam mendirikan NU. Pada saat itu NU pertama di asrikan di Purworejo, Klampok, Banjarnegara, Sebagai pusatnya.
Mbah Hasan
adalah pelopor pembangunan masjid Al-Fatah sekitar Tahun 60'an. Mbah Hasan
tidak mau di sebut menjadi pimpinan. Karena menurut beliau, Ini adalah pondok
pesanntren bukan perusahaan.
Setelah
istri mbah Hasan wafat, Beliau menikah lagi dengan Ny.Khoiriyah. Putri dari
KH.Baedlowi ,Lasem, Rembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar