MBAH KH. ABDUL FATAH
Oleh : KH. Bunyamin Hasan
Simbah KH Abdul Fatah berasal dari Desa Sawangan Madukara, pada saat Beliau berumur 15 tahun Beliau pernah menjadi penjaga kursi yang khusus hanya diduduki oleh orang Belanda, di suatu malam Beliau penasaran apakah hanya orang Belanda saja yang bisa duduk di atasnya, kemudian Beliau menduduki kursi tersebut hingga patah, karena kejadian tersebut Beliau sangat ketakutan dan melarikan diri jauh hingga ke Jawa Timur.
Sesampainya
di sana Beliau menuntut ilmu ( nyantri ) Di Desa Mangunsari Kecamatan
Nganjuk, Jawa Timur kurang lebih 15 tahun. Beliau adalah sosok yang sangat Prihatin,
selama nyantri Beliau makan dengan cara mencampurkan kerikil ke
nasinya.
Setelah
bertahun-tahun nyantri Beliau pulang ke Desa kelahirannya. Setelah
beberapa lama di rumah Beliau ingin pergi ke Kota Banjarnegara hingga sampai di
Desa Parakancanggah, ketika itu hari sudah sore dan Beliau ingin sholat
maghrib. Kemudian Beliau mencari mushola namun tidak menemukannya, kemudian
Beliau Singgah di rumah Mbah Danurejo Lurah Desa setempat untuk menjalankan
sholat maghrib. Setelah selesai, Beliau ditannya tentang asal usulnya oleh Mbah
Danurejo, setelah lama Beliau berbincang-bincang dengan Mbah Danurejo, Mbah
daburejo tertarik dan mengagumi sosok Beliau, tentang apa yang telah Beliau
ceritakan. Setelah itu Mbah danurejo menawarkan untuk menjodohkan putrinya yang
bernama Ny.Sinnun dengan Mbah Abdul
Fatah, dan waktu itupun juga Mbah Danurejo memperkenalkan putrinya dengan Mbah
Abdul Fatah. Setelah Mbah Abdul Fatah dan Nyai sinnun saling menperkenalkan
dirinya masing masing,merekapun terlihat saling mempunyai ketertarikan di dalam perkenalan itu,dan
dengan perkenalan itupun mbah Abdul Fatah menerima permintaan mbah Danurejo untuk
menikahkannya dengan Nyai Sinnun.tidak lama dari pertemuan itu mbah Abdul Fatah
dan Nyai Sinnun pun menikah,dan di beri tanah oleh Mbah Danurejo untuk dikelola.
Tanah
itupun di jadikan tempat tinggal,dan sebagian tanah itu untuk mendirikan
mushola.Musola itu di dirikan untuk tempat peribadahan dan mengaji oleh
penduduk setempat.Tidak lama kemudian Mbah Abdul Fatah mendirikan Pondok
Pesantren yang diberi nama TAHFIDZUL QUR'AN ,dan beliau sendiri yang menjadi
pengajar di Pondok Pesantren TAHFIDZUL QUR'AN.
Dari
pernikahan tersebut dengan Nyai Sinnun ,beliau di karuniai 4 putra putri yaitu
(Nyai Damanhuri,Nyai Hamzah,Kyai Hasan,Kyai Ridlo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar